Terminologi ilmu gendam di dalam cerita pewayangan ada dalam kisah Dewi Kunthi. Disebutkan bahwa oleh gurunya Dewi Kunthi diberi ajian gendam. Jika manteranya dirapal, siapapun yang dikehendaki bahkan dewa sekali pun dapat dipanggil ke hadapan si pemilik gendam dan menuruti kehendaknya.
Dengan berbekal ajian ini, Dewi Kunthi akhirnya dapat memanggil dewa-dewa yang kemudian memberikan ia putera yang diberi nama Pandawa Lima . Tetapi ilmu gendam bukan hanya ada dalam cerita pewayangan saja. Ilmu ini ada dan bisa dipelajari. Pada dasarnya, ilmu gendam adalah ilmu olah kebatinan yang digunakan untuk memanipulasi kehendak orang lain.
Berbeda dengan hypnotis yang mengandalkan kekuatan konsentrasi dan kerjasama dari yang ingin di hypnotis, gendam mendayagunakan kekuatan batin spiritual seseorang melalui rapalan mantera yang sebenarnya hanya untuk memperkuat niat yang dimilikinya.
Kekuatan sebenarnya ada pada olah kebatinannya disertai keyakinan yang kuat sehingga tercipta energi dahsyat yang dapat memanipulasi kehendak orang yang menjadi sasaran gendamnya.
Dalam kasus kejahatan, gendam digunakan untuk memanipulasi kehendak korban sehingga ia tidak melawan dan menuruti kemauan penggendam dalam waktu seketika. Ada pemaksaan kehendak, beda dengan hypnotis yang didahului dengan jalinan komunikasi dua arah dan membutuhkan proses yang tidak seketika.
Untuk menguasai ilmu gendam dibutuhkan laku atau persyaratan yang harus dilalui, yakni melalui tahapan puasa, melakukan napak tilas disebuah petilasan untuk mendapatkan energy kekuatan dan akhirnya mendapatkan rapalan dari orang yang mengajarkan ilmu gendam itu.
Ilmu gendam bukanlah ilmu hitam. Ia akan menjadi ilmu kejahatan jika digunakan untuk tindakan yang dilarang agama. Pada pengobatan alternatif, gendam bisa digunakan pada situasi dimana pasien mustahil untuk diobati dalam keadaan sadar, misalnya pasien depresi berat yang selalu mengamuk. Setelah digendam, syaraf kesadarannya menjadi lemah. Dalam kondisi tersebut pasien seperti ini mulai dapat diterapi.
Positip atau negatifnya suatu ilmu semua kembali berpulang kepada moral dan akhlak dari orang yang memiliki kempampuan ilmu gendam atau ilmu hypnotis.
Apabila ilmu ini digunakan untuk melakukan kebaikan terhadap orang lain maka ilmu ini menjadi positip dan bila ilmu ini digunakan untuk merugikan orang lain maka ilmu ini akan menjadi negatif.
Sumber :
Rakyat Merdeka
WAHW33D
Share On Facebook
Berbeda dengan hypnotis yang mengandalkan kekuatan konsentrasi dan kerjasama dari yang ingin di hypnotis, gendam mendayagunakan kekuatan batin spiritual seseorang melalui rapalan mantera yang sebenarnya hanya untuk memperkuat niat yang dimilikinya.
Kekuatan sebenarnya ada pada olah kebatinannya disertai keyakinan yang kuat sehingga tercipta energi dahsyat yang dapat memanipulasi kehendak orang yang menjadi sasaran gendamnya.
Dalam kasus kejahatan, gendam digunakan untuk memanipulasi kehendak korban sehingga ia tidak melawan dan menuruti kemauan penggendam dalam waktu seketika. Ada pemaksaan kehendak, beda dengan hypnotis yang didahului dengan jalinan komunikasi dua arah dan membutuhkan proses yang tidak seketika.
Untuk menguasai ilmu gendam dibutuhkan laku atau persyaratan yang harus dilalui, yakni melalui tahapan puasa, melakukan napak tilas disebuah petilasan untuk mendapatkan energy kekuatan dan akhirnya mendapatkan rapalan dari orang yang mengajarkan ilmu gendam itu.
Ilmu gendam bukanlah ilmu hitam. Ia akan menjadi ilmu kejahatan jika digunakan untuk tindakan yang dilarang agama. Pada pengobatan alternatif, gendam bisa digunakan pada situasi dimana pasien mustahil untuk diobati dalam keadaan sadar, misalnya pasien depresi berat yang selalu mengamuk. Setelah digendam, syaraf kesadarannya menjadi lemah. Dalam kondisi tersebut pasien seperti ini mulai dapat diterapi.
Positip atau negatifnya suatu ilmu semua kembali berpulang kepada moral dan akhlak dari orang yang memiliki kempampuan ilmu gendam atau ilmu hypnotis.
Apabila ilmu ini digunakan untuk melakukan kebaikan terhadap orang lain maka ilmu ini menjadi positip dan bila ilmu ini digunakan untuk merugikan orang lain maka ilmu ini akan menjadi negatif.
Sumber :
Rakyat Merdeka
WAHW33D
Share On Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar